Popular Posts

Wednesday 30 May 2012

Membiasakan gosok gigi setelah makan siang….



Korea Selatan merupakan negara yang penduduknya memiliki homogenitas budaya yang tinggi. Luas wilayahnya yang kira-kira hanya setengah Pulau Jawa bisa jadi merupakan salah satu alasannya. Mungkin hal inilah yang menjadi salah satu faktor pendukung pesatnya perkembangan Korea Selatan dalam segala bidang. Penduduk yang homogen mempermudah kebijakan dan strategi pemerintah untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat. Aturan-aturan yang dibuat dapat dijalankan sesuai dengan rencana/prosedur, bukannya dibuat untuk dilanggar. Fasilitas-fasilitas umum yang disediakan juga termanfaatkan secara efektif, karena memang masyarakatknya mudah diatur dan kompak untuk saling menjaganya. Memang menangani Indonesia yang sedemikian kompleks jauh lebih sulit dibandingkan menangani negara homogen seperti Korea Selatan. Kita tidak akan membahas secara rumit mengenai hal ini. Penulis hanya ingin menyajikan beberapa hal kecil yang menjadi kebiasaan positif masyarakat Korea yang homogen itu, dengan harapan untuk dapat kita tiru guna meningkatkan kualitas hidup. Tidak ada maksud sedikitpun ingin memuja-muja Korea, dan menganggap rendah diri kita, karena di sisi lain kita memiliki nilai-nilai positif yang lain, dan mereka juga memiliki nilai-nilai negatif yang tidak perlu ditiru.

Baik, seperti judul di atas, kita mulai dari kebiasaan sederhana menggosok gigi setelah makan siang. Saya akan mengambil contoh apa yang saya alami sehari-hari, di mana sebagaian besar waktu dihabiskan di laboratorium (lab). Di Korea, seorang dosen atau profesor biasanya memiliki lab masing-masing sesuai bidangnya, dan memiliki anggota lab (member) beberapa orang mahasiswa baik S1, S2, ataupun S3. Untuk model anggota lab ini akan kita bahas pada artikel lain, karena juga cukup menarik. Biasanya di lab, masing-masing orang menyiapkan sikat gigi dan mug/cup/cangkir untuk kumur. Jam 12 merupakan waktu makan siang. Untuk jam makan memang tertib, jam 12 untuk makan siang dan jam 18 untuk makan malam. Biasanya makan siang juga bareng-bareng, setelah selesai balik lagi ke lab, langsung masing-masing gosok gigi, lima menit cukup. Hal demikian sudah menjadi budaya di lingkungan keluarga, sekolah, dan tempat kerja. Tidak berat dan tidak sulit, cuma butuh kebiasaan saja, jika tidak melakukan itu, terasa ada yang tidak  nyaman di mulut.

Hal demikian sangatlah sederhana, tapi manfaatnya luar biasa. Kesannya merupakan hal yang sepele dan ringan, tapi belum tentu kita mudah membiasakan karena lingkungan yang tidak mendukung, seperti sulit menemukan tempat untuk gosok gigi di tempat kerja kita, atau mungkin kita akan dianggap sok-sokan. Lain halnya jika itu sudah menjadi budaya, kita akan ringan menjalankan dan jika tidak melakukan malah kesannya ada yang kurang. Seperti kebiasaan sembahyang shalat saja, jika belum melakukan pasti ada perasaan yang mengganjal. Ini masalah kebiasaan. Sebenarnya kita juga disunahkan untuk menggosok gigi sebelum shalat, dan kita yakin ini mendatangkan pahala dan ridhaNya. Jadi ini menjadi contoh satu lagi adanya anjuran agama yang sering kita lalaikan tetapi telah menjadi budaya bagi orang-orang yang tidak menganutnya.
Semoga bermanfaat….

0 comments:

Post a Comment