Popular Posts

Sunday 24 November 2013

Memahami UV spektrofotometri


Sebagai asisten profesor di lab, setiap semester saya ditugasi untuk menghandel mata kuliah praktikum, yaitu Natural Product Analysis dan juga Instrumental Analysis. Di sini saya ingin mendokumentasikan beberapa praktikum yang saya anggap dapat memberi tambahan informasi untuk pembaca sekalian. Selain itu setiaap saat saya juga dapat mereview kembali dengan membuka blog ini.
Baik, untuk kali ini akan dibahas mengenai UV spektrofotometri.

Ultraviolet merupakan radiasi elektromagnet yang memiliki panjang gelombang antara 10 nm hingga 800 nm (lebih pendek daripada radiasi cahaya tampak, tapi lebih panjang daripada sinar X). UV spektrofotometer adalah instrumen analisis yang biasa digunakan untuk menganalisa senyawa kimia dengan memanfaatkan ultraviolet.

Seperti pernah dibahas pada artikel sebelumnya, tentang spektroskopi inframerah (IR), pada dasarnya sejumlah besar senyawa organik menyerap/mengabsorbsi sejumlah energi dari radiasi ultraviolet. Prinsip inilah yang diaplikasikan pada instrumen UV spektrofotometer untuk menganalisa suatu senyawa organik. Perbedaan struktur dan gugus fungsi pada setiap senyawa organik menyebabkan perbedaan daya absorpsinya terhadap radiasi ultraviolet, sehingga spektrum yang ditampilkan sebagai hasil analisis dari instrumen akan berbeda-beda untuk setiap senyawa kimia.

Contoh sebuah UV spektrum

Kemudian, bagaimana daya absorbsi suatu senyawa bisa diukur? UV spektrofotometer mengukur daya serap senyawa dengan mengkalkulasi perbedaan energi yang dimiliki suatu panjang gelombang sebelum dan setelah melewati (diabsorbsi) senyawa tersebut yang ditempatkan pada suatu bejana (cell atau cuvette) dengan standar lebar 10 mm. Perbedaan energi inilah yang diterjamahkan oleh alat dalam sebuah spektrum yang berupa sebuah peak (band).


0 comments:

Post a Comment