Popular Posts

Wednesday, 30 May 2012

Menyelami Makna Doa dalam Bacaan Duduk di Antara Dua Sujud



Kita telah ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa hidup di bumi Indonesia, yang letaknya ribuan kilometer dari negeri Arab, tempat di mana agama Islam diturunkan dengan perantara bahasa Arab. Otomatis, bahasa Arab menjadi bahasa asing bagi kita. Sementara seluruh bacaan dalam shalat, yang sebenarnya di dalamnya berisi doa-doa, pujian, kabar gembira dan peringatan, dilafalkan dalam bahasa Arab, di mana sebagian besar dari kita tidak menguasainya secara mendalam sehingga makna-makna dari doa-doa itu menjadi terlewatkan. Padahal hal makna itu lebih penting dan utama dari sekedar lafal secara lisan. Hal ini dapat diartikan kondisi yang kurang menguntungkan bagi kita yang terlahir di Indonesia, tetapi Allah yang Maha Adil tentunya akan memberi nilai yang lebih bagi kita yang benar-benar  berusaha untuk memahaminya. Dan sebagian besar dari kita, mulai TK, TPA, sampai kuliah, dalam pelajaran agama Islam, sepertinya kita lebih ditekankan pada penguasaan ritual-ritual bacaan secara lisan melalui hafalan-hafalan, dan sedikit sekali penekanan pada maknanya itu sendiri.

Saya pribadi merasa punya kelemahan dalam menghafal mati, apalagi pelajaran SD dan SMP banyak sekali bacaan-bacaan, baik itu bacaan shalat, surat dan ayat Al Qur’an, serta hadist-hadist yang harus dihafal karena menjadi dasar penilaian di mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, di ma mau tidak mau kita harus menghafalnya. Untuk menyiasati kelemahan itu, saya mencoba menghafal dengan mengait-ngaitkan arti bacaan itu, sehingga didapatkan logika hubungan antara lafal Arab dengan arti Indonesia-nya. Dengan cara seperti itu, lebih mudah bagi saya untuk menghafalkannya, meskipun memakan waktu yang lebih lama. Dalam kosakata bahasa Arab, memang banyak sekali dijumpai lafal yang berbeda, meskipun memiliki arti yang mirip, tetapi pada dasarnya memiliki sebuah lafal dasar yang sama, seperti: arrahmaanirrahiim, warhamni, rahimakulullah, warrahmah dan lainnya, lafal-lafal itu pada dasarnya bermakna tentang kasih sayang, hanya berbeda dalam konteks kalimatnya, sehingga lafalnya pun berubah.
Sebenarnya bacaan-bacaan dalam shalat yang kita lafalkan setiap hari memiliki makna yang luar biasa jika kita mampu menyelami maknanya di setiap bacaan yang kita ucapkan. Dengan memahami maknanya, menjadikan pikiran kita lebih konsentrasi, dan terasa bacaan itu menghadirkan sebuah kedekatan, harapan, dan kasih sayang Allah SWT pada kita. Memang hal ini menjadikan waktu shalat kita akan berdurasi lebih lama. Salah satu bacaan dalam shalat yang menurut saya sangat penuh makna harapan dan kasih sayang Allah adalah pada saat duduk di antara dua sujud, di mana bacaan itu sebenarnya adalah sebuah doa yang sederhana, tetapi mencakup segala aspek untuk mendapatkan kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. Saya yakin, hampir semua dari kita umat Islam, hafal dengan bacaan pada saat duduk di antara dua sujud. Tetapi barangkali ada dari kita yang kurang mau memahami makna dalam bacaan itu. Jika dilihat dari jumlah katanya maka ada delapan buah doa di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
 1. Rabbighfirlii, Ya Rabb ampunilah aku….  Sebagai manusia, kita selalu diliputi dengan khilaf dan salah, baik di mata manusia maupun di mata Allah, baik yang kita sadari maupun tidak. Untuk itu sebagai wujud ingin membersihkan diri dan juga bersih di mata Allah, kita selalu memohon untuk diampuni kesalahan-kesalahan kita, dan yakin Allah yang Maha Pengampun pasti mengampuninya, ini akan menjadi sebuah kekuatan dalam batin kita.

2. Warhamni, Ya Rabb, kasihilah aku…. Setelah kita mohon ampun, kita meminta untuk senantiasa dikasihi Allah, disayangi, dirahmati, dan diridhai. Bagaimana rasanya jika kita senantiasa disayangi, tentunya sangat menentramkan. Dengan disayangi, tentunya kita akan selalu diberi lindungan, keselamatan, dan petunjuk sehingga hidup kita selamat dan bahagia.

3. Wajburnii, Ya Rabb, perbaikilah diriku, perbaikilah kekurangan-kekuranganku…. Manusia bukanlah malaikat yang suci dari dosa, manusia penuh dengan kekurangan, pernah melakukan dan dekat dengan kesalahan-kesalahan, untuk itu kita memohon untuk diberikan perbaikan, dijagakan dari kesalahan-kesalahan, sehingga kita menjadi manusia yang baik di mata Allah dan insyaAllah akan baik pula di mata manusia.

4. Warfa’nii, Ya Rabb, angkatlah derjatku…. Kita memohon untuk dijadikan manusia yang benar, manusia yang tinggi derajatnya di sisi Allah, manusia yang benar, manusia yang baik, dan tentunya juga menjadi manusia yang terhormat di mata manusia.

5. Warzuqnii, Ya Rab, limpahkan pada hamba rizki…. Hidup tidak bisa dilepaskan dari rizki, atau dengan kata lain harta. Kita punya keluarga yang menjadi tanggung jawab kita untuk menghidupinya, untuk mensejahterakannya, untuk memberikan rasa aman dan tentram, serta untuk menjaga kehormatan, maka harta menjadi salah satu medianya. Maka dari itu kita mohon untuk diberikan kemurahan dan kecukupan rizki, dengan rizki yang halal dan berkah.

6. Wahdinii, Ya Rabb, selalu berilah hamba petunjuk…. Petunjuk, cahaya, tuntunan dan hidayah Allah adalah kunci untuk keselamatan hidup. Kita memohon untuk diberikan bimbingan, petunjuk, dan arah yang benar untuk setiap langkah kita, sehingga kita akan melewati jalan yang selamat dan terhindar dari jalan yang salah dan sesat dalam rangka menuju kehidupan yang hasanah di dunia dan akhirat.

7. Wa’aafinii, Ya Rabb berilah hamba kesehatan…. Kesehatan tidak ternilai harga dan nikmatnya. Sakit gigi saja, menderitanya sungguh luar biasa, apalagi sakit-sakit yang lain yang sangat menyiksa dan kadangkala menghabiskan biaya yang luar biasa untuk pengobatannya. Dan Allah pun menyuruh dan memberi kesempatan pada kita untuk meminta sehat itu. Sekali lagi, sehat adalah nikmat yang luar biasa, kita akan merasakan itu adalah nikmat yang luar biasa tatkala kita mendengar atau mengetahui orang di sekeliling kita yang mengalaminya.

8. Wa’fuannii, Ya Rabb, maafkanlah hambamu ini…. Yang terakhir, kita ingin selalu dalam kasih sayang, perlindungan, petunjuk, karunia rizki dan sehat, maka kita berusaha untuk lebih dekat lagi dengan senantiasa merendahkan diri, mendekat, dan memohon maaf.
Demikianlah delapan doa tersebut. Makna doa akan sangat terasa, jika kita mampu menjaga konsentrasi kita untuk memaknai setiap lafalnya, dengan sikap penuh harap, dan merasakan seakan-akan Allah di dekat kita, dan mendengar doa itu, serta dengan penuh keyakinan, pasti Allah akan mengabulkannya. Ada sebuah ungkapan “Doa tanpa Usaha adalah Kebohongan, Usaha tanpa Doa adalah Kesombongan”, itu memang benar adanya dalam konteks agama Islam. Jika kita hanya berpangku tangan, malas, tidak berikhtiar maka hal itu adalah sikap yang membohongi Allah, sedangkan jika mengabaikan doa kepada Allah, dan merasa kita mampu sendiri, maka hal itu adalah sebuah kesombongan di hadapan Allah. Dan secara lahiriah, doa tentunya memberikan efek psikologis yang luar biasa terhadap setiap upaya yang kita lakukan, dan juga akan memberikan landasan kepasrahan pada Yang Maha Kuasa, sehingga jika memang kita mengalami kegagalan, maka tidak akan menjadi sesuatu yang menyakitkan. Demikian, semoga bermanfaat…. aamiin.

0 comments:

Post a Comment