Kromatografi diambil
dari bahasa Romawi, yaitu chroma (warna) dan graph (gambaran/pola). Dalam
aplikasinya pada bidang fitokimia, secara sederhana kromatografi dapat
didefinisikan sebagai sebuah metode pemisahan atau lebih tepatnya
pengurutan berdasarkan tingkat polaritas dari komponen-komponen yang pada
awalnya terkumpul dalam suatu bahan alam, yang didasarkan oleh penampakan
secara grafis pada sebuah media perambatan. Media perambatan di sini diartikan
sebagai fase diam (stable phase), di mana komponen-komponen tadi akan
terurut atau terposisikan secara berurutan pada media ini karena terbawa oleh
adanya fase bergerak (mobile phase) yang berjalan dari ujung bawah/dasar
menuju ujung atas dari fase diam yang disebabkan oleh adanya gaya kapilaritas.
Kromatografi dapat
diibaratkan sebagai sebuah proses seleksi, baik itu seleksi alam dalam
kehidupan makhluk hidup di muka bumi, atau lebih sederhananya seperti seleksi
masuk perguruan tinggi oleh calon-calon mahasiswa lulusan dari SMA atau SMK.
Mereka akan masuk pada perguruan tinggi, fakultas, atau program studi yang
disesuaikan dengan nilai SNMPTN-nya. Bagi yang mendapat nilai tinggi akan
mendapatkan kesempatan untuk masuk pada perguruan tinggi atau program studi
favorit sesuai dengan kapabilitasnya. Sedangkan bagi yang mendapatkan nilai
rendah, tentunya akan tinggal pada perguruan tinggi atau program studi yanggrade-nya
lebih rendah, sesuai dengan kapabilitasnya. Walaupun penggambaran ini tidak
seratus persen tepat, tapi cukup untuk menjelaskan dengan cara yang mudah
mengenai kromatografi ini. Dalam hal ini, sekumpulan atau asosiasi perguruan
tinggi negeri dapat dikatakan sebagai fase diam (stable phase),
sedangkan untukmobile phase-nya adalah proses SNMPTN itu sendiri, yang
dimulai dari fase pendaftaran, ujian, sampai pengumuman. Sedangkan lulusan
SMA/SMK diibaratkan sebagai komponen-komponen tunggalnya yang akan kita
pisahkan sesuai dengan kapabilitasnya. Begitu fase pendaftaran SNMPTN dimulai,
berarti proses kromatografi berjalan, sampai nanti pada fase pengumuman hasil.
Setelah proses selesai maka akan tampak sebuah peta klasifikasi atau penempatan
lulusan-lulusan SMA/SMK tadi (yang sekarang sudah menjadi mahasiswa) pada
perguruan tinggi atau program studi sesuai dengan grade atau
nilai SNMPTN yang mereka hasilkan.
Sekarang, dalam bidang
fitokimia, terutama dalam proses pencarian komponen-komponen aktif yang akan
digunakan untuk pengembangan obat, makanan fungsional, suplemen ataupun
produk-produk kesehatan lainnya, komponen aktif yang dipilih bukan berarti yang
paling tinggi posisinya, atau dalam proses SNMPTN tadi yang paling tinggi grade-nya,
tetapi yang dicari adalah yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Misalkan
sebagai antioksidan, anti-inflamasi, atau anti gastritis atau fungsi yang
lainnya, maka bisa diambil atau diisolasi dari posisi mana saja, yang penting
memiliki aktivitas biologis yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Jadi dalam
contoh SNMPTN tadi, jika kita membutuhkan lulusan yang akan ditempatkan pada
divisi marketing atau public relation (PR), maka yang kita butuhkan adalah
lulusan yang supel, mudah bergaul, memiliki kemampuan komunikasi yang baik,
berpenampilan menarik, dan energik, maka menjadi tidak benar/cocok kalau
mengambil lulusan dari fakultas kedokteran Universitas Indonesia misalnya,
walaupun memiliki grade yang tinggi.
Mekanisme kromatografi
didasarkan pada prinsip perbedaan polaritas, misalkan akan diurutkan atau
dipisahkan komponen kimia dari yang paling polar sampai yang paling kurang
polar. Perbedaan polaritas komponen kimia ini disebabkan oleh gugus fungsi yang
dimilikinya. Sebagai contoh jika sebuah komponen memiliki gugus fungsi
hidroksil (-OH) yang banyak, maka komponen itu akan cenderung bersifat polar.
Sedangkan yang memiliki gugus metoksil (CHO), akan cenderung kea rah polaritas
yang rendah karena adanya atom karbon.
Berdasarkan fase
kepolaran kromatografi dibedakan menjadi dua teknik, yaitu fase normal (normal
phase / NP) dan fase terbalik (reversed phase / RP).
Kromatografi dengan teknik NP mengurutkan komponen dari yang paling polar ke
yang paling kurang polar, sedangkan kebalikannya, teknik RP mengurutkan dari
yang kurang polar ke yang paling polar. Masing-masing teknik dijalankan sesuai
dengan kebutuhan riset dan sifat komponen yang akan diisolasi. Kedua teknik
kromatografi tersebut berbeda pada jenis bahan atau material yang digunakan
untuk fase diam (stable phase), dan tentunya pelarut (solvent)
yang digunakan untuk fase bergerak (mobile phase). Pada teknik NP, fase
diamnya menggunakan material yang bersifat polar, dalam hal ini biasanya
mengaplikasikan silica gel (SiO2) dalam sebuah kolom, dengan
berbagai ukuran diameter partikel (), sedangkan untuk fase bergeraknya
digunakan kombinasi pelarut kloroform-metanol-air dengan berbagai perbandingan
sesuai kebutuhan. Untuk teknik RP, fase diamnya menggunakan material yang
bersifat nonpolar, misalnya ODS (Octadesylsilane), dan fase bergeraknya
menggunakan kombinasi pelarut metanol-air.
Mekanisme kromatografi
sebenarnya sangat sederhana. Pada teknik NP, dengan fase diam yang bersifat
polar, maka komponen-komponen kimia dengan polaritas tinggi berusaha secepat
mungkin untuk menjauhi atau menghindari media polar tadi, dan cenderung
mengikuti atau lebih suka ke fase bergeraknya (solvent/eluent-
disebabkan adanya pelarut kloroform), sehingga komponen-komponen tersebut akan
bergerak lebih cepat. Sedangkan komponen-komponen yang memiliki kepolaran
rendah, cenderung menyukai fase diam dibanding fase bergerak, karena memiliki
kepolaran yang serupa. Pada proses kromatografi, misalkan untuk proses isolasi,
maka komponen-komponen dengan kepolaran rendah akan terelusi (keluar) lebih
cepat dibandingkan komponen-komponen dengan kepolaran yang lebih tinggi. Hal
sebaliknya terjadi untuk kromatografi dengan teknik RP, di mana
komponen-komponen dengan polaritas lebih tinggi, misalkan komponen yang
memiliki sakarida (glikon) yang terikat di salah satu gugusnya, maka akan
terelusi lebih awal dibanding komponen yang sama tetapi tidak memiliki glikon,
karena sakarida bersifat sangat polar.
0 comments:
Post a Comment