Pada
artikel sebelumnya telah disebutkan beberapa tipe open column chromatography, berdasarkan fase diam yang dipakai, yaitu antara lain
Silica gel (SiO2), ODS (Octadecylsilane),
Sephadex, dan juga ion exchange resin(Diaion). Pada artikel ini, akan lebih fokus menjelaskan mengenai
teknik isolasi senyawa tunggal dengan metode kolom, yang meliputi: pembuatan
kolom (packing column), persiapan
ekstrak sampel, pembuatan pelarut/fase gerak (eluent), aplikasi sampel atau elusi, serta koleksi
fraksi-fraksi terelusi. Masing-masing jenis kolom tersebut memiliki teknik yang
sedikit berbeda, tapi prinsipnya sama. Nah, sebelum itu akan dijelaskan
terlebih dahulu perbedaan prinsip dari masing-masing jenis kolom tersebut.
Sebelum
melakukan packing
column, solvent (sama dengan eluent, tetapi
istilah eluent dipakai jika solvent diaplikasikan pada saat proses elusi kolom)
sudah harus disiapkan karena silica yang berbentuk serbuk, harus dilarutkan
dulu dengan solvent di atas sampai berwujud gel. Gel inilah yang kemudian
dituangkan ke dalam kolom. Proses ini dinamakan packing coloumn. Kolom yang baik adalah jika fase diamnya terbentuk secara
rapat/ketat, dalam arti tidak ada rongga udara (bubble) atau strukturnya yang tidak rapuh, untuk itu sebelum
sample ekstrak diaplikasikan, perlu dipastikan dulu kolom ter-packing dengan baik yaitu dengan mengelusikan eluent terlebih
dahulu beberapa jam.
Pada open
column chromatography, sampel
yang akan dielusikan (diiosolasi), berdasarkan fasenya dibedakan menjadi dua
yaitu dry phase (fasesolid/kering/serbuk) dan wet
phase (liquid). Untuk kolom
silica gel dan ODS biasanya dalam bentuk dry phase, sedangkan Sephadex dan Diaion
menggunakan metode wet
phase. Untuk kolom silica gel, ekstrak yang akan dielusi harus di-mix dengan silica
gel. Tahap pertama, ekstrak dilarutkan terlebih dahulu dengan methanol dalam
sebuahevaporating flask (gelas untuk evaporasi
menggunakan rotary evaporator), kemudian
ditambahkan silica gel secukupnya, diperkirakan seluruh ekstrak dapat ter-mix dengan sempurna
(semakin kecil volume silica gel yang digunakan lebih baik, karena selain
efisien juga tingkat presisi untuk isolasi lebih baik). Kemudian campuran
larutan ekstrak dan silica gel tersebut dievaporasikan sampai terbentuk
granul-granul, di mana ekstrak sudah terabsorbsi dalam silica gel. Granul ini
harus dilembutkan menggunakan mortar sehingga diperoleh fase serbuk, yang
kemudian baru bisa diaplikasikan dalam kolom kromatografi.
Pada
aplikasi sampel ke dalam kolom, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
antara lain: (1) Volume eluent di atas fase diam disisakan seminimal mungkin,
sekiranya seluruh sampel dapat terendam. Hal ini penting agar level isolasi presisi.
(2) Jangan sampai sampel terlarut pada eluent yang posisinya berada di atasnya,
diusahakan senyawa dalam sampel terelusi dengan baik mengikuti arah alir eluent
dalam kolom. Jika hal ini terjadi, maka proses isolasi tidak akan berlangsung
dengan baik. (3) Dijaga agar eluent tetap mengalir dengan flow rate yang
rendah dengan tujuan sampel dapat terelusi ke bawah mengikuti aliran eluent dan
mencegah sampel terlarut oleh eluent/solvent di bagian atasnya.
(4) Aplikasi sampel dilakukan seperti menaburkan gula dalam minuman kopi,
tetapi harus dilakukan dengan perlahan-lahan dan merata, agar sampel dapat
terposisikan merata dengan struktur yang baik pada permukaan atas fase diam.
Tahap
selanjutnya adalah proses elusi. Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah
laju alir atau flow rate, kemudian
volume koleksi, serta waktu kapan fraksi mulai dikoleksi. Flow
rate yang terlalu rendah menyebabkan waktu isolasi terlalu
panjang, sehingga tidak efisien, sedangkan jika terlalu cepat dikhawatirkan
proses isolasi tidak berhasil, karena senyawa tidak terfraksinasi dengan baik.
Penentuan volume koleksi fraksi juga ditentukan dengan memperhatikan
efektifitas dan efisiensi proses, volume yang terlalu tinggi menyebabkan
kehilangan kuantitas senyawa tunggal yang signifikan, karena terkontaminasi
dengan senyawa lain pada fraksi sebelum atau sesudahnya. Volume yang terlalu
rendah akan menyebabkan pengecekan keberadaan senyawa tunggal menggunakan TLC
akan banyak dan merepotkan. Jika memang sampel dalam jumlah yang besar dan menggunakan
kolom berdiameter lebar maka volume lebih tinggi dapat diaplikasikan, sedangkan
jika sampel sangat sedikit dengan ukuran kolom yang kecil maka koleksi dalam
volume yang rendah lebih disarankan. Koleksi dapat menggunakan tabung reaksi
dengan berbagai ukuran, mulai dari 10 ml sampai 50 ml. Dapat juga dengan
menggunakan alat auto sampler yang
secara otomatis dapat mengoleksi fraksi.
Sementara
penjelasan untuk open column chromatography dipotong sampai di sini dulu.
Pembahasan selanjutnya diberikan pada artikel yang lain. Semoga bermanfaat….
0 comments:
Post a Comment